ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Di bln. Dzulhijjah ada kewajiban haji untuk yang dapat menunaikannya. Sementara orang yang belum dapat berhaji dianjurkan untuk memperbanyak amalan shalih seperti lakukan puasa, sedekah pada fakir miskin, tadarus Al Qur’an, bertaubat dan berkurban.
Dalam sebagian hadits disebutkan kalau kerjakan amalan shalih di 10 hari pertama bln. Dzulhijjah ini bahkan lebih utama dari Jihad Fi Sabilillah, seperti tertuang dalam hadits berikut,
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
“Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma (Ra) meriwayatkan, “Tidak ada hari di mana amal shalih ketika itu lebih di cintai oleh Allah daripada harihari ini, yakni : ’Sepuluh hari dari bln. Dzulhijjah. ’ Mereka bertanya : ‘Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah? ’ Beliau menjawab : ‘Tidak juga jihad fi sabilillah, terkecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa serta hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatu apa pun. ’” (HR. Bukhari)
Bahkan keutamaan 10 hari ini pernah disebutkan dalam Al Qur’an, tepatnya dalam Surat Al Fajr ayat 2,
َولَيَاٍلَع�'شٍر
“Demi Malam Yang Sepuluh” (QS. Al Fajr : 2)
Imam Ibnu Jarir Ath Thabari dalam kitab tafsirnya menerangkan kalau maksud ‘Malam Yang Sepuluh’ yaitu malammalam sepuluh hari pertama di bln. Dzulhijjah. Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya juga menerangkan hal sama, Hal semacam ini seperti dijelaskan oleh Ibnu Abbas, Abdullah bin Zubair, Mujahid serta lainny
Dalam kisah lain dijelaskan,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر
Berarti, “Rasulullah SAW berkata : Tidak ada ada hari lain yang disenangi Allah SWT untuk melaksanakan ibadah seperti sepuluh hari ini, ” (HR AtTirmidzi).
Hadits diatas tunjukkan beramal apa pun di sepuluh hari pertama Dzulhijjah begitu disarankan. Tetapi sebagian besar ulama memakai hadits diatas sebagai dalil kesunnahan puasa sembilan hari pada awal Dzulhijjah.
Hal semacam ini tampak dalam pembuatan judul bab hadits itu. Ibnu Majah berikan judul dengan “shiyamul ‘asyr (puasa sepuluh hari) ”.
Dalam kajian hadits, pemberian judul bab pada suatu hadits dapat memberikan pemahaman seseorang rawi pada hadits yang diriwayatkan olehnya. Berarti, otomatis Ibnu Majah sebagai perawi jadikan hadits itu sebagai dalil sunnahnya lakukan puasa di bln. ini.
Karena itu, Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari menyampaikan :
واستدل به على فضل صيام عشر ذي الحجة لاندراج الصوم في العمل
Berarti, “Hadits ini jadi dalil keutamaan puasa sepuluh hari di bln. Dzulhijjah, lantaran puasa termasuk juga amal shaleh. ”
Meski dijelaskan puasa ‘sepuluh hari’ dalam hadits diatas, ini bukanlah bermakna pada tanggal 10 Dzulhijjah juga disarankan untuk puasa. Jadi puasa pada tanggal itu dilarang lantaran bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
Berkaitan maksud “ayyamul ‘asyr” ini, Imam AnNawawi seperti diambil AlMubarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi menerangkan :
والمراد بالعشر ها هنا الأيام التسعة من أول ذي الحجة
Berarti, “Yang disebut sepuluh hari disini adalah sembilan hari, terhitung dari tanggal satu Dzulhijjah. ”
Berdasar pada pendapat Imam AnNawawi ini, jadi disunahkan untuk semuanya golongan muslimin untuk beramal sebanyakbanyaknya di bln. Dzulhijjah terutama puasa sembilan hari dimuka bln..
Dalam hadits lain, karena sangat penasarannya teman dekat pernah mengenai keutamaan beramal sepuluh hari di bln. Dzulhijjah, mereka ajukan pertanyaan pada Rasul SAW, “Apakah jihad fi sabilillah juga tak sepadan dengan beramal pada sepuluh hari itu? ” Rasulullah menjawab, “Tidak, terkecuali ia mengorbankan harta serta jiwanya di jalan Allah (mati syahid), ” (HR Ibnu Majah).
Dengan hal tersebut, bisa kita simpulkan kalau pahala beramal di sepuluh hari bln. Dzulhijjah lebih paling utama dari Jihad fi sabilillah terkecuali mati syahid. Lantaran konteks negara kita bukanlah perperangan, dalam keadaan aman serta damai, pasti perbanyak amal di bln. Dzulhijjah, terlebih puasa, lebih diutamakan. Wallahu A’lam
0 Response to "Mengerjakan Amalan Ini di 10 Hari Bulan Dzulhijjah Lebih Utama Daripada Jihad Fi Sabilillah "
Posting Komentar