ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Saat tengah berjalanjalan, pernakah anda bertemu pedagang kaki lima atau asongan yang menjajakan dagangan mereka? Mungkin, waktu anda kehausan di dalam macet ada seseorang penjual minuman keliling yang menjual dagangannya dibawah terik matahari.
Anda juga punya maksud membelinya untuk sebatas membasahi tenggorokan. Tetapi, menurutmu harga yang di tawarkan demikian mahal. Anda juga menawar, namun lantaran harga tidak kunjung turun anda tidak jadi beli.
Disisi lain, anda demikian kerap jajan di minimarket, mengambil barang yang menginginkan anda beli tanpa ada butuh menawar waktu bakal membayar ke kasir.
Demikianlah kirakira pesan yang menginginkan di sampaikan satu video berjudul ‘This Poor Coconut Seller was Insulted by a Rich Man’. Video berbahasa Hindiyang diupload Varun Pruthi ini cukup viral didunia maya serta sukses menghimpun 500, 00 views serta selalu jadi tambah.
Video ini bukanlah menceritakan mengenai cerita Mahabarata atau Ramayana, seperti ceritacerita India yang kerap anda lihat di monitor kaca Indonesia. Tidak ada taritarian. Pokoknya, jauh dari streotip narasi India yang kerap dijejalkan di Indonesia.
Walau bukanlah drama percintaan, drama dalam video ini juga cukup menyentuh. Menceritakan mengenai seseorang penjual kelapa muda di tepi jalan yang lakukan tugasnya sebagai penjual. Tibatiba, seseorang pria turun dari mobil serta hampiri penjual kelapa muda.
Pria itu ajukan pertanyaan berapakah harga satu kelapa muda serta pedagang itu menjawabnya. Pria itu terperanjat dengan harga yang didapatkan serta lalu menawarnya, namun pedagang itu menampik.
“Pak, saya sepanjang hari berdiri disini dibawah terik matahari” demikian kirakira yang disampaikan pedagang itu dengan sopan.
Yang berlangsung, pria itu jadi memaki pedagang itu serta menyebutnya perampok. Pria itu lalu pergi meninggalkan pedagang yang cuma dapat berlapang dada dihina seperti itu. Tidak sebagian lama, pria itu kembali lewatsembari membawa sebotol minuman.
Pedagang kelapa muda itu juga ajukan pertanyaan berapakah harga minuman itu. Yang nyatanya harga nya sama juga dengan harga kelapa muda yang di tawarkan penjual itu. Lantas penjual itu ajukan pertanyaan kembali berapakah harga yang ditawar oleh pria itu. Pria itu terperanjat serta berkata kalau ini yaitu minuman bermerek mustahil ditawar.
“Untuk minuman bermerek anda tak menawar, untuk pedagang miskin anda menawar, ” tutur pedagang itu.
Di sekitar kita juga, terdapat beberapa pedagang kecil yang mungkin saja kerap kita perlakukan tak adil
Walau latar belakang video itu ada di India, kelihatannya ia masihlah relevan dengan kondisi di sekitaran kita di Indonesia. Mungkin saja, kita kerap mengumpat dalam hati saat pedagang kecil di sekitaran kita memberi harga yang kelihatannya sangat mahal.
“Bapaknya ingin naik haji kalik nih. Saat kacang rebus saja lima ribu! ”
Sesaat kita umum rasakan barang sama di cafe, mall, atau restaurant dengan harga yang lebih mahal berkalikali lipat dari harga yang didapatkan pedagang itu. Namun, tidak sedikit juga kita terasa kemahalan atas harga yang di tawarkan.
Mungkin saja kita bakal menjawab, “Ya sudah pasti, lantaran di tempattempat itu ada pajak, sewa tempat, serta beberapa hal yang dibebankan pada konsumen. ” Yang kita tidak paham, pedagang kecil di sekitar kita mesti bangun lebih pagi untuk mempersiapkan dagangan, pulang lebih larut supaya dagangannya habis serta tak tersisa.
Ada cost ‘keamanan’ yang mungkin saja mesti mereka mengeluarkan waktu berjualan di jalan. Seringkali, mereka mesti mempertaruhkan keselamatan dirimereka untuk berjualan di dalam jalan atau naik turun bus kota dalam kondisi jalan.
Mereka bukanlah pemintaminta, mereka cuma menginginkan mencari nafkah lewat cara yang halal.
Mereka tidak menginginkan dikasihani. Mereka juga bukanlah memohon sedekah. Yang mereka kehendaki yaitu kita beli yang mereka jual dengan ikhlas. Terkadang seringkali kan kita menjumpai pedagang seperti ini yang telah lansia. Mereka tetaplah dengan gigih menjual barang dagangannya dengan sopan.
Dengan terbatasnya ekonomi itu, mereka tetaplah berjuang mencari rejeki serta tidak cuma berpangku tangan menginginkan pertolongan. Mereka bekerja mencari nafkah dengan halal. Semestinya, hadirnya mereka dapat jadi semangat untuk kita yang masihlah berumur muda.
Dengan pendidikan yang lebih serta nasib yang tambah lebih mujur daripada mereka, kita mesti lebih semangat serta optimis hadapi hidup.
Bila kebetulan anda berjumpa mereka di jalan, cari argumen untuk beli dagangan mereka.
0 Response to "Karena Mereka Tidak Mengemis, Tidak Perlulah Menawar Habis-habisan Barang yang Mereka Jual "
Posting Komentar